Kamis, Oktober 03, 2013

Pesona Perbatasan RI-TIMOR LESTE

Akhirnya saya berkesempatan mengunjungi daerah perbatasan RI-RDTL (Republic Democratic of Timor-Leste). Termasuk kesempatan langka nih bisa berkunjung ke daerah perbatasan. Banyak yang saya dapatkan. Mulai dari kondisi alam hingga kondisi penduduk di sana. 
Memang masih banyak yang perlu dibenahi di daerah perbatasan jika pemerintah konsisten dengan slogan daerah perbatasannya, "MENJADIKAN DAERAH PERBATASAN SEBAGAI BERANDA DEPAN"
Kurangnya berbagai fasilitas dasar di daerah perbatasan di Kabupaten Belu ini menyebabkan banyak warga yang masih hidup tanpa penerangan, kesulitan air bersih dan aksesibilitas.
Kali ini saya tidak akan menjelaskan usaha apa yang harus dilakukan tetapi saya akan menceritakan bagaimana kondisi penduduk hingga kondisi alam di daerah perbatasan RI-RDTL.



Tanggal 29 September 2013 dengan menumpang Sriwijaya Air kami berangkat dari Jakarta ke Kota Kupang. Perjalanan dilanjutkan ke Kabupaten Belu. Kami menghabiskan waktu hingga satu minggu di Kabupaten Belu.

Esok harinya, kami menyusuri daerah perbatasan setelah berpamitan dengan tuan rumah “Bappeda Kabupaten Belu”. Sepanjang perjalanan di daerah perbatasan, kita akan ditemani pemandangan alam yang cantik nan eksotis, daerah perbatasan di kelilingi oleh perbukitan dan ladang-ladang yang berhamparan.

Terdapat 9 kecamatan perbatasan yang kami kunjungi di Kabupaten Belu antara lain

  1. Lamaknen Selatan
  2. Lamaknen
  3. Lasiolat
  4. Raihat
  5. Tasifeto Timur
  6. Tasifeto Barat
  7. Nanaet Duabesi
  8. Kobalima Timur
  9. Malaka Barat (perbatasan dengan laut Australia)
Rata-rata kondisi alamnya merupakan hamparan perbukitan dan ladang. Beberapa daerah susah dijangkau seperti Kobalima Timur dan Lamaknen Selatan. But satu hal yang bisa saya disimpulkan dari perjalanan panjang di daerah perbatasan Kabupaten Belu adalah semua daerah perbatasan telah tersentuh pembangunan walaupun belum maksimal. Satu hal yang perlu kita apresiasikan untuk pemerintah.
Suhu udara dibeberapa daerah perbatasan seperti Kecamatan Lasiolat, Raihat, Nanaet Duabesi, Lamaknen dan Lamaknen Selatan tidak panas dan tergolong sejuk hingga dingin. Daerah yang paling dingin adalah Kecamatan Lamaknen Selatan. Sebaiknya anda menggunakan pakaian tebal jika mengunjungi daerah ini.

Untuk penjelasan lebih detailnya, yuk langsung aja ku ajak jalan-jalan ke daerah perbatasan di Kabupaten Belu.

Lamaknen Selatan

Tidak banyak gambar yang berhasil diambil di Kecamatan Lamaknen Selatan. Hal ini dikarenakan pada saat kami tiba di lokasi, hari sudah mulai gelap dan tidak banyak yang bisa diabadikan. Tapi satu hal yang selalu diingat saat menyebut nama Lamaknen Selatan adalah "dingggiiiiiin''..

Kondisi Jalan dan Perkampungan di Kecamatan Lamaknen Selatan
Pemandangan Desa/Perkampungan di Kecamatan Lamaknen Selatan
Suasana Sore Hari di Lamaknen Selatan
Untuk menjangkau wilayah ini sebaiknya menggunakan mobil dengan double gardan karena jalanannya terus menanjak disertai kondisi jalan makadam (jalan tanah berbatuan lepas (tidak agregat/padat). Mobil dengan double gardan di daerah perbatasan disebut sebagai mobil mangan (mobil seharga Rp 500 jt sepertinya bukan barang mewah di daerah perbatasan J)
Mobil Double Gardan yang Digunakan ke Kecamatan Lamaknen Selatan

Lamaknen

Kecamatan ini berdekatan dengan Kecamatan Lamaknen Selatan. Kantor kecamatannya bisa dilihat dari kejauhan tepatnya di sekitar perbukitan Kecamatan Lasiolat. Akses ke kantor kecamatan sangat baik namun jika tujuan Anda adalah desa-desa di kecamatan ini sebaiknya Anda menggunakan mobil double gardan. Di kecamatan ini terdapat dua objek wisata, yaitu Desa Adat Kewar dan Benteng 7 Lapis.


Satu hal yang berkesan selama perjalanan ke Kecamatan Lamaknen adalah kami berkesempatan untuk melihat tarian yang akan dipersembahkan dalam acara pernikahan. Kebetulan pada saat melintasi daerah ini ada sekumpulan anak-anak yang sedang latihan menari untuk acara pernikahan. Acara pernikahannya tidak jauh dari lokasi latihan ini.
Latihan lagi sebelum ke acara pernikahan


Lasiolat

Menurutku Kecamatan Lasiolat memiliki keunikan tersendiri. Sepanjang perjalanan memasuki Kecamatan Lasiolat, kita akan dimanjakan dengan pemandangan bukit-bukit yang indah. Keunikan lainnya adalah buah tomat hanya dapat ditanam di kecamatan ini. Kecamatan ini juga memiliki sumber air yang melimpah. Dari kecamatan inilah air bersih di Kota Atambua (ibukota Kabupaten Belu) dapat terpenuhi.

Hamparan Bukit di Kecamatan Lasiolat

Salah Satu Bukit di Kecamatan Lasiolat dari Dekat
Tidak Banyak Hamparan Hijau di sekitar perbukitan
Segar Banget tuh tomatnya..hm..hm
Di Kecamatan Lasiolat, kita juga berkesempatan mengunjungi para penjaga perbatasan alias "Bapak-Bapak TNI". Sungguh miris saat kami mengunjungi markas mereka. Bagaimana tidak!! kondisi mereka serba terbatas dan seadanya. Barak tempat para pasukan tidur pun sudah mulai bocor dan kondisinya pun kurang layak untuk dijadikan barak. Air bersih dan penerangan juga masih sulit diperoleh di daerah ini.
Telekomunikasi di sekitar markas juga sangat susah. Sinyal yang ada justru adalah sinyal dari RDTL. Jika ingin melepas rindu dengan keluarga, bapak-bapak TNI ini harus mencari tempat yang lebih tinggi agar dapat menemukan sinyal dari provider Indonesia. Jika tidak demikian, percapakan telepon genggam kita akan dikenakan tarif dari provider RDTL.
Kondisi Barak dan Pejuang-Pejuang daerah Perbatasan di Kecamatan Lasiolat
Raihat 

Dari kejauhan sebelum memasuki kecamatan ini akan nampak hamparan sawah yang luas. Daerah ini cukup subur dan memiliki sumber air yang cukup melimpah. Walupun demikian, beberapa desa di kecamatan ini  tetap saja masih ada yang kekeringan dan kesulitan air.
Kecamatan ini juga memberikan kesan tersendiri bagi kami. Guess what?!
Kami harus turun dan mendorong mobil agar bisa melewati jalanan tanjakan rusak yang belum di aspal. hehehe...hitung-hitung bakar lemaklah.hihi..
Pejuang Perbatasan sedang berusaha mendorong mobil :)

Daerah perbatasan ini dikelilingi oleh perbukitan sehingga jika ingin menyusuri daerah perbatasan, kita harus naik turun bukit untuk mencapai desa-desa perbatasan. Well tidak ada yang perlu ditakutkan karena kondisi jalannya sudah membaik sehingga kita bisa menggunakan mobil-mobil kecil seperti Avanza. Namun tidak semua wilayah dapat dijangkau dengan mudah, seperti halnya Kecamatan Lamaknen Selatan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar